Thursday, April 4, 2013

apa yang dimaksud dengan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat,,jelaskan secara rinci?

Q.

A. Di negara kita: ada tikus, mati di lumbung padi. Heran kan ada tikus, mati di lumbung padi.
Jadi untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat itu, potensi negara kita dimaksimalkan untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Kemakmuran dan kesejahteraan itu bisa diukur dari antara lain:
1. Rakyat mudah jadi pintar.
2. Rakyat mudah memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan.
3. Kepastian Hukum.
4. Kedaulatan Politik dan Hankam/Militer.
5. Rakyat mudah untuk ikut menjadi subyek pembangunan nasional.

Semoga membantu

Bijaksanakah Kalau Pemerintah Membiarkan Harga Sembako Dll Membubung ?
Q. Bismillaah, Ar-Rahmaan, Ar-Rahiim

Saudaraku semua, dengan atas nama Allah marilah kita semua merenungkan kondisi negara kita saat ini.

Lihatlah betapa rakyat pada kebingungan : "Khawatir dan Sedih" memikirkan membubungnya harga-harga berbagai kebutuhan pokok mereka termasuk bahan bakar untuk transportasi.

Padahal kita tahu, Allah pernah menyatakan di dalam Al-Quran Surat ke 2 ayat 38, yang merupakan pesan dalam kepergian kita dulu turun ke bumi ini:
"...... Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".

Sekarang "kekhawatiran dan kesedihan" melanda kita. Apakah ini pertanda kita "tidak mengikuti petunjuk Allah", sehingga mengirim dan memilih untuk kita para pemimpin yang juga "tidak mengikuti petunjuk Allah", yang bahkan tidak memperdulikan kesulitan kita.
Harga minyak (minyak untuk makan dan transportasi) dunia naik, maka harga minyak dalam negeri juga harus dinaikkan atau dibiarkan naik oleh penyelenggara negara kita saat ini. Konon karena harga2 kita masih jauh lebih murah dibanding Singapura misalnya.

Padahal kita pun tahu bahwa pendapatan per kapita rakyat kita, sangat jauh di bawah rakyat Singapura. Dengan harga yang naik ini, pedagang pun tidak serta merta naik pendapatannya, karena daya beli menjadi sangat turun drastis. Pendapatan rakyat banyak apalagi, tentu masih belum berubah, bahkan nilainya menjadi semakin turun.

Rakyat kita menjerit dan menangis bahkan ada yang mati kelaparan. Ini terjadi di hampir seluruh daerah.

"Ya Allah, ya Tuhan kami, kami semua adalah ciptaan-Mu, kami semua adalah hamba-Mu. Kami tahu bahwa di antara kami ada yang tidak mengikuti petunjuk yang Engkau turunkan kepada kamu. Ada juga tidak sepenuh hati mengikutinya.
Tetapi ada juga di antara kami yang selalu dengan senang hati mengikuti apa pun pentunjuk-Mu dan senang menjadi budak-Mu, senang menjadi hamba-Mu. Untuk itu tolonglah kami, gantikan para pemimpin kami yang tidak mengikuti petunjuk-Mu seluruhnya dengan hamba-Mu yang tetap taat dan patuh serta amanah, qana'ah dan siddiq dalam memimpin kami. Jangan Engkau biarkan kami dalam kondisi khawatir dan sedih seperti ini. Ya, Allah. tak ada kekuatan kami selain kekuatan-Mu yang Maha Agung. Ya Allah, janganlah Engkau biarkan kami menangis dalam kekhawatiran dan kesedihan. Ya Allah, tolonglah, hanya kepada-Mu kami mengabdi dan hanya kepada-Mu mengaduh memohon pertolongan. Ampuni dan maafkan segala kesalahan kami".

As-Salaamualaikum
Note:
Terima kasih, Saudaraku sudah tidak sabar menjawab dan mengomentari, padahal pertanyaannya beleum selesai ditulis.
Tetapi ada juga di antara kami yang selalu dengan senang hati mengikuti apa pun pentunjuk-Mu dan senang menjadi budak-Mu, senang menjadi hamba-Mu. Untuk itu tolonglah kami, gantikan para pemimpin kami yang tidak mengikuti petunjuk-Mu seluruhnya dengan hamba-Mu yang tetap taat dan patuh serta amanah, qana'ah dan siddiq dalam memimpin kami. Jangan Engkau biarkan kami dalam kondisi khawatir dan sedih seperti ini. Ya, Allah. tak ada kekuatan kami selain kekuatan-Mu yang Maha Agung. Ya Allah, janganlah Engkau biarkan kami menangis dalam kekhawatiran dan kesedihan. Ya Allah, tolonglah, hanya kepada-Mu kami mengabdi dan hanya kepada-Mu mengaduh memohon pertolongan. Ampuni dan maafkan segala kesalahan kami".

As-Salaamualaikum
Note:
Terima kasih, Saudaraku sudah tidak sabar menjawab dan mengomentari, padahal pertanyaannya beleum selesai ditulis.

A. Bismillahirrahmaanirrahiim
Ini namanya, tikus kelaparan di dalam lumbung padi,karena sudah judek.

Mengapa hal ini terjadi ?

(1). Di perut bumi kita tersimpan minyak yang melimpah ruah, tapi kita masih harus mengimpor minyak untuk kebutuhan kita dengan harga yang sangat tinggi.

Mengapa jadi kacau balau seperti ini. Semakin tinggi minyak dunia semakin kelabakan kita, padahal mestinya kita tambah tenang dong, lha wong keuntungan meningkat. Mengapa kita tidak bisa membangun sendiri kilang minyak untuk kebutuhan kita sendiri dan untuk dijual ke luar negeri. MInyak mentah ya tetap saja bisa kita jual kalau memang kebutuhan produksi dalam negeri sudah mencukupi.

(2). Emas dan berbagai bahan tambang tersimpan di perut bumi juga sangat besar depositnya, tapi ternyata yang punya bukan negeri ini, melainkan negeri amerika sana, yang mengangkut emas mentah berkapal-kapal setiap harinya. Sementara mata uang kita selalu terendah nilainya. Bukankan emas yang berlimpah itu mestinya bisa dijadikan backup terhadap mata uang kita sehingga tetap tinggi nilai tukarnya ?

(3). Semua ada di negeri ini, tetapi semuanya kita tergantung dengan luar negeri, tak bisa mandiri.

(4). Dulu ada GBHN yang merupakan penjabaran dari Visi dan Misi negeri ini dalam memakmurkan kehidupan bangsa dan negara, yang setiap tahun dipantau perkembangan, diprogram dan dikabarkan kepada seluruh rakyat, sekarang MPR pun sudah "dihilangkan" kekuasaannya, tinggallah pribadi2 yang suka-suka tanpa pedoman dari pemberi amanat. Siapa pemberi amanat pun sudah tidak jelas lagi siapa sekarang.

(5). Sekarang ini yang sibuk malah orang2 yang akan merebut kekuasaan dari rakyat untuk membangun kerajaan peribadi. Pemimpin tidak pernah dirumuskan kriterianya yang dibutuhkan oleh negara ini. Yang ada semua menjual diri mengatakan dialah yang terbaik, tanpa kita bisa menilai dan membandingkannya dengan apa yang kita butuhkan - lhja wong seng dibutuhke wae ora weruh !

Baiklah itu sajalah unek2 dari saya.
Salam

YANG MAU POIN JAWAB PERTANYAAN INI PLUS KSIH E-MAIL KAMU YA?
Q. JELASKAN PROSES PEMBUATAN NASI MENJADI PADI

THX
VOTE PERTANYAAN KU JUGA YA

A. Dulu setiap suku di Indonesia memiliki makanan pokok khas daerah. Meskipun sekarang masih ada, tapi hampir sebagian besar daerah di Indonesia sekarang ini mengkonsumsi beras (nasi) sebagai makanan pokok. Dulu Indonesia dikenal sebagai lumbung padi dengan swasembada beras bahkan sempat mengekspor beras ke luar negri. Catatan hari ini Indonesia termasuk negara yang mengimpor beras dari luar negri sedang 60% lebih penduduk Indonesia hidup di pedesaan dari bertani.
Ada proses yang panjang sebelum menjadi nasi. Petani menanam benih; benih padi tumbuh antara 3 â 6 bulan untuk berbuah dan siap dipanen; padi dipanen dan dijemur; padi digiling menjadi beras; beras dimasak menjadi nasi hingga siap dimakan. Kesimpulannya ada banyak waktu dan banyak tangan yang terlibat disetiap tahapan itu, apalagi jika ditambahkan proses distribusi dari sawah hingga akhirnya sampai ke toko â toko beras, semakin menambah jumlah yang terlibat.
Nenek moyang dan orang tua sangat menghargai beras (nasi). Penghargaan mereka beralasan; karena mereka terlibat dalam setiap tahapan. Dari menabur benih hingga memanen. Dari menggiling hingga memasak dan makan. Di pagi buta mereka ke sawah, di bawah terik mentari mereka bekerja melawan sayatan daun padi, ulat dan ular serta debu padi yang membuat gatal. Wajar bila kita menyisakan satu butir nasi di piring, mereka akan marah, sangat marah bahkan.
Kehidupan kota terlebih wilayah industri seperti Bekasi, seakan telah menyulap segalanya. Industri dan gaya hidup kota menuntut serba cepat dan instan. Begitu pula masalah nasi. Banyak diantara kita yang tidak perlu memasak sendiri dan âtinggal makanâ karena nasi sudah siap saji. Dari situlah lambat laun penghargaan manusia terhadap nasi menjadi semakin menurun.
Hampir di setiap jamuan makan, kantin, warung nasi, restoran dan semua tempat yang di situ ada nasi, pastilah ada nasi sisa di tempat pembuangan sampah. Mereka menyisakan nasi dengan beragam alasan. Ada yang menyalahkan juru masak karena nasi terlalu lembek atau terlalu keras. Ada yang menggunjing kualitas beras, kotor dan apek. Ada yang klise; sudah kenyang atau nasinya kebanyakan, lauk tidak enak dan tidak selera. Tapi hasilnya satu, nasi sisa dan akhirnya terbuang percuma.
Cobalah kita hitung. Sebuah Perusahaan dengan 9000 (sembilan ribu) karyawan yang menyediakan makan siang (1 kali makan) untuk enam hari kerja. Misalkan; dengan hitungan kasar 100 gram beras dimasak menghasilkan 200 gram nasi untuk sekali makan per orang. Jika satu orang karyawan menyisakan rata-rata 1/10 (10%) dari nasi yang seharusnya dia makan, maka terbuang nasi sebanyak 20 gram sekali makan. Jika dikalikan 9.000 karyawan terbuang nasi sebanyak180.000 gram atau senilai 90.000 gram beras. Jadi setiap hari di Perusahaan tersebut terbuang 90 kilogram beras. Jika sebulan, maka dikalikan 30 hari menjadi 2.700 kg beras terbuang. Jika setahun, maka dikali 12 bulan menjadi 32.400 kg beras terbuang.
Contoh di atas hanya satu perusahaan. Tahukah Anda berapa perusahaan di Indonesia?!. Jika ada 100 perusahaan dengan jumlah karyawan dan kasus yang sama, maka dikali 100 menjadi 3.240.000 kg beras terbuang setiap tahun, atau setara dengan 3.240 ton. Hitungan di atas diambil minimal, karena menurut hemat kami nasi tersisa bisa mencapai lebih dari 10% per orang, satu orang bukan satu kali tapi tiga kali makan dan jumlah perusahaan bisa lebih dari 100. Lalu berapa beras yang terbuang percuma setiap tahun di negeri pengimpor beras ini?!
Marilah ikuti pesan Rasulullah; âMakanlah ketika lapar dan berhentilah sebelum kenyangâ, âMakanlah secukupnya dan jangan berlebihan karena perbuatan mubazr adalah perbuatan syaitanâ. Wallahua`lam bishowab




Powered by Yahoo! Answers

No comments:

Post a Comment